Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak wilayah yang rawan bencana. Hal ini antara lain terbukti berdasarkan Indeks Rawan Bencana (IRB) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan 27 provinsi di Indonesia memiliki IRB tinggi dan 6 provinsi berindeks sedang (BNPB, 2011).
Hingga Desember 2019, tercatat telah terjadi 343 kejadian banjir, 340 tanah longsor, banjir disertai tanah longsor di 5 lokasi, 554 kejadian putting beliung. Kemarau panjang dan kekeringan tahun ini turut memicu 52 kejadian kebakaran hutan dan lahan dan bencana asap. Dalam hal kegempaan, dari ribuan kejadian gempa, tercatat terdapat 12 kejadian gempa bumi signifikan. Meskipun jumlah kejadian bencana terkait cuaca, iklim, dan kegempaan tahun 2019 paling sedikit dalam 5 tahun terakhir, masih terdapat 367 korban jiwa, 1385 lainnya menderita luka dan hampir 650 ribu orang mengungsi, selain kerugian material lainnya akibat bencana-bencana tersebut (bmkg.go.id-2019)
Letak geografis Indonesia yang rawan bencana alam, baik bencana alam bersebab alam maupun manusia. Beberapa kejadian bencana dan tragedi diatas tentunya sangat menyayat hati dan terasa pilu jika mendengar apalagi melihatnya secara langsung. Sebagai negara yang sudah lama merdeka dan kekayaan alam yang sangat melimpah, rasa malu menghantui kita sebagai warga negara. Apa yang sudah kita berikan dan korbankan melihat berbagai macam kejadian ini. Memang benar sudah banyak lembaga dan perorangan yang sudah ikut bersama-sama membantu berbagai tragedi diatas, tetapi seakan tertelan begitu saja melihat besarnya tragedi kemanusiaan tersebut.
Pelayanan kesehatan pada saat bencana merupakan faktor yang sangat penting. Untuk mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan timbulnya penyakit sebagai dampak yang ditimbulkan akibat bencana yang merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang bisanya terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan korban jiwa.
Menyadari hal ini dan dilatar belakangi oleh rasa kemanusiaan yang sangat besar untuk ikut bersama-sama membantu kaum yang terkena musibah, maka Islamic Medical Service ( IMS) sebagai lembaga kemanusiaan nasional di bidang kesehatan tergerak untuk ikut mengemban amanah dengan mengirimkan team medis dan emergency ketika terjadinya bencana maupun recovery pasca terjadinya bencana.
Hingga Desember 2019, tercatat telah terjadi 343 kejadian banjir, 340 tanah longsor, banjir disertai tanah longsor di 5 lokasi, 554 kejadian putting beliung. Kemarau panjang dan kekeringan tahun ini turut memicu 52 kejadian kebakaran hutan dan lahan dan bencana asap. Dalam hal kegempaan, dari ribuan kejadian gempa, tercatat terdapat 12 kejadian gempa bumi signifikan. Meskipun jumlah kejadian bencana terkait cuaca, iklim, dan kegempaan tahun 2019 paling sedikit dalam 5 tahun terakhir, masih terdapat 367 korban jiwa, 1385 lainnya menderita luka dan hampir 650 ribu orang mengungsi, selain kerugian material lainnya akibat bencana-bencana tersebut (bmkg.go.id-2019)
Letak geografis Indonesia yang rawan bencana alam, baik bencana alam bersebab alam maupun manusia. Beberapa kejadian bencana dan tragedi diatas tentunya sangat menyayat hati dan terasa pilu jika mendengar apalagi melihatnya secara langsung. Sebagai negara yang sudah lama merdeka dan kekayaan alam yang sangat melimpah, rasa malu menghantui kita sebagai warga negara. Apa yang sudah kita berikan dan korbankan melihat berbagai macam kejadian ini. Memang benar sudah banyak lembaga dan perorangan yang sudah ikut bersama-sama membantu berbagai tragedi diatas, tetapi seakan tertelan begitu saja melihat besarnya tragedi kemanusiaan tersebut.
Pelayanan kesehatan pada saat bencana merupakan faktor yang sangat penting. Untuk mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan timbulnya penyakit sebagai dampak yang ditimbulkan akibat bencana yang merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan yang bisanya terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan korban jiwa.
Menyadari hal ini dan dilatar belakangi oleh rasa kemanusiaan yang sangat besar untuk ikut bersama-sama membantu kaum yang terkena musibah, maka Islamic Medical Service ( IMS) sebagai lembaga kemanusiaan nasional di bidang kesehatan tergerak untuk ikut mengemban amanah dengan mengirimkan team medis dan emergency ketika terjadinya bencana maupun recovery pasca terjadinya bencana.
TUJUAN
- Memberi pertolongan emergency di bidang kesehatan kepada korban bencana.
- Memberi pengobatan kepada korban bencana.
- Meningkatkan kesehatan kepada korban bencana.
- Meningkatkan mental spiritual.
- Memberi bantuan bahan dan alat medis.
- Memberi bantuan bingkisan kemanusian.
- Mendirikan sarana kesehatan permanen baik berupa klinik, Rumah bersalin dan RS jika diperlukan.
SASARAN
- Seluruh korban yang terkena dampak bencana banjir wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta & Banten.
- Masyarakat sekitar wilayah banjir khususnya dhuafa.
BENTUK KEGIATAN
- Membuat POSKO KESEHATAN di sekitar pemukiman warga yang terkena banjir.
- Mendatangi dari rumah ke rumah para korban bencana banjir.
- Memberi bimbingan penyuluhan untuk penanggulangan traumatik psikologi.
- Mendata dan memberi bantuan sosial yang diperlukan oleh korban bencana.
- Memberikan bantuan perlengkapan berupa alat rumah tangga yang di butuhkan.
- Menyalurkan bantuan berupa perlengkapan bayi dan balita